BERBAGI CERITA : "Sepeda Hilang"



Singkat cerita
Aku mempunyai sepeda baru. Warnanya biru. Sepedaku memiliki pegas kecil. Ini adalah sepeda kesayanganku. Sepedaku sangat nyaman untuk di kendarai.

         Suatu hari, aku bermain sepeda mengelilingi daerah rumahku berboncengan dengan temanku, Afi. Setelah merasa lelah kami pulang ke rumah. Setiba dirumahku, kulihat rantai sepedaku mulai berkarat. Segera ku cari pelumas rantai. Perlahan, ku lumasi rantai itu sambil memutar pedal. Setelah merasa cukup
lalu aku mengecek ulang kembali.
         Tak lama kemudian Pak Pardi datang menghampiriku. Dia ingin meminjam sepedaku. Terlintas dipikiranku…
         kupikir sudah berkali-kali, dia meminjam sepedaku. Apalagi mengembalikan tidak sesuai janji. Pernah dia meminjam sepedaku. Katanya dia akan mengembalikan esok hari. Tetapi, malah mengembalikan lebih dari seminggu sejak dia meminjam sepedaku. Parahnya hal ini sudah terjadi berulang kali.

         Teringat akan hal itu, aku takut sepedaku diambilnya dan tidak dikembalikan dengan kata lain HILANG. Langsung saja aku menolak meminjamkan sepeda kesayaanganku padanya. Katanya, dia berjanji akan mengembalikan sepedaku nanti sore. Kupikir itu hanya siasat belaka dia meminjam sepedaku. Aku bertekad tidak akan pernah meminjamkan apapun padanya, apalagi sepeda kesayanganku. Mendengar hal itu, ibuku datang menghampiriku. Tidak tahu mengapa Ibu memperbolehkannya untuk meminjam sepedaku. Akhirnya aku terpaksa meminjamkan sepeda kesayanganku. Sungguh aku tidak tahu apa yang terjadi pada sepedaku selanjutnya . . . .

Ilustrasi

         kutunggu sampai sore hari dengan Afi. hingga waktunya magrib, Afi pun berpamitan pulang. Sudah kuduga Pak Pardi mengingkari janjinya.
Keesokan harinya dia belum datang juga. Siang hari, dia datang kerumahku dengan sambil membawa sepedaku. Dia menghampiri ibuku sambil mengambil uang didompetnya dan memberikan beberapa lembar uang lima puluh ribuan. Uang apa itu? Darimana dia mendapatkannya? Aku semakin penasaran saja. “Ibu, Ibu. Itu uang apa? Lalu darimana ia dapatkan uang itu Bu?” “Itu, uang dari penghutang kita. Pak Pardi yang menagihnya.”
         Huff…. aku kira itu uang apa. Ya, segera aku menagih janji Pak Pardi untuk mengembalikan sepeda. Malah dia ingin meminjam sepedaku lagi dan mengembalikannya besok. Lagi-lagi dia seperti itu.
Esok hari dia belum datang juga. Hari demi Hari, Minggu demi Minggu, Sampai-sampai berbulan-bulan, bahkan hingga sekarang dia TIDAK datang mengembalikan sepedaku.
         Sekarang aku paham, Jangan Mudah Percaya Dengan Orang Lain Yang Belum Kita Kenal. Aku menyesal meminjamkan sepedaku pada Pak Pardi.
Dasar PARDI JENDOL ! ! !
First

Semoga Infonya bermanfaat.. EmoticonEmoticon